Sabtu, 25 Mei 2013

Sensor Ultrasonik


Sensor Ultrasonik
ultasonik
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang akustik yang memiliki frekuensi mulai 20 kHz hingga sekitar 20 MHz. Frekuensi kerja yang digunakan dalam gelombang ultrasonik bervariasi tergantung pada medium yang dilalui, mulai dari kerapatan rendah pada fasa gas, cair hingga padat. Jika gelombang ultrasonik berjalan melaui sebuah medium, Secara matematis besarnya jarak dapat dihitung sebagai berikut:
s = v.t/2
dimana s adalah jarak dalam satuan meter, v adalah kecepatan suara yaitu 344 m/detik dan t adalah waktu tempuh dalam satuan detik. Ketika gelombang ultrasonik menumbuk suatu penghalang maka sebagian gelombang tersebut akan dipantulkan sebagian diserap dan sebagian yang lain akan diteruskan. Proses ini ditunjukkan pada gambar berikut :

Sensor Pendeteksi Api (UVtron)


Modul Sensor UVtron
uvitronHay sobat Blogger bagi anda yang hoby di bidang Robotik pasti tau dong apa itu sensor dimana sensor yang satu ini kegunaanya sangatlah penting untuk robot pemadam api dimana fungsi sensor ini sebagai pendeteksi keberadaan api pada robot KRCI.  UVTronatau Hamamatsu R2868 Flame (UV) Detector adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan api bahkan rokok yang sedang terbakar. Sensor ini sangat tepat digunakan untuk mendeteksi adanya percikan api, lilin dan sesuatu yang terbakar sampai dengan radius 5 meter. Karena aplikasinya yang sederhana dan mudah maka sensor ini sering dipakai untuk mendeteksi keberadaan lilin pada Fire Fighting Robot.  Modul ini diprioritaskan untuk menjelaskan pemakaian UVTron pada robot.
UVTron hanya sebuah sensor berbentuk tabung yang terdiri dari dua kaki (bulb) anode dan katode. Untuk dapat menggunakannya, dibutuhkan driver UVTron yaitu UVTron C3704Driving Circuit. Biasanya antara sensor dan driver dapat dibeli terpisah.
Pemasangan Sensor dan Driver

Dasar pemograman , deret, gaji dan potongan


Nama    : Muhammad Al Roshady
NIM       : 30601201280


DASAR PEMOGRAMAN

Muhammad AL Roshady_SOAL 1

/* Soal 1 deret Muhammad Al Roshady 30601201280*/

#include<stdio.h>
main()
{
    int i=-2,b=3;
    while(i<=b)
    {
        printf("%i",i);i=i+1;printf("\n");
    }

    getch();
}





Muhammad AL Roshady_SOAL 2

/*Tugas soal 2 besar tunjangan Pegawai */

#include<stdio.h>
#include<math.h>
#include<conio.h>

void main()
{
int g,a,h;
    printf(" ===================================\n  = NAMA: Muhammad AL roshady\n  = NIM : 30601201280 \n  = JURUSAN: TEKNIK ELEKTRO \n =================================== \n");

    printf("Silahkan Input Gaji kotor = Rp. ");
    scanf("%i",&g);
    printf("Silahkan Input jumlah anak karyawan = ");
    scanf("%i",&a);

    if(a<3)
    {

        h=g*1/5;

        printf("Tunjangan Pegawai adalah = Rp. %i",h);

    }

    else if (a>=3)
    {
        h=g*3/10;
        printf("Tunjangan Pegawai adalah = Rp. %i",h);

    }



getch();

}











Muhammad AL Roshady_SOAL 3

/*Tugas soal besar tunjangan Pegawai dan Potongan */

#include<stdio.h>
#include<math.h>
#include<conio.h>

void main()
{
int g,a,h,p;
    printf(" ===================================\n  = NAMA: Muhammad AL roshady\n  = NIM : 30601201280 \n  = JURUSAN: TEKNIK ELEKTRO \n =================================== \n ########## SELAMAT DATANG ##########");

    printf("\n\n Silahkan Input Gaji kotor           = Rp. ");
    scanf("%i",&g);
    printf(" Silahkan Input jumlah anak karyawan =  ");
    scanf("%i",&a);
printf("\n ######################################################### \n");

    if(a<3)
    {

        h=g*1/5;

        printf("\nTunjangan Pegawai adalah = Rp. %i",h);

        p=g*1/20;
        printf("\nDan\nPotongan gaji Pegawai adalah = Rp. %i",p);




 printf("\n\n ######################################################### \n");


    }

    else if (a>=3)
    {
        h=g*3/10;
        printf("\n\nTunjangan Pegawai adalah = Rp. %i",h);

        p=g*7/100;
        printf("\nDan\nPotongan gaji Pegawai adalah = Rp. %i",p);

printf("\n\n ######################################################### \n");

    }



getch();

}








Transitor sebagai switching


Muhammad Al Roshady
30601201280

Transitor sebagai switching


Suatu  saklar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan bias memiliki dua keadaan, yaitu keadaaan On dan keadaan Off. Dari Grafik rangkaian seri transistor, yaitu grafik output transistor (grafik Ic terhadap Vce)  terlihat bahwa transistor bias memiliki sifat saklar tersebut .
                Ketika arus basis nol,tidak ada arus kolektor ,berarti transistor tertutup.titik itu juga disebut transistor  dalam keadaan Putus (cut-off) dan merupakan saklar terbuka.Jika arus basis bertambah besar , arus kolektor bertambah besar  sampai memotong garis output (Ic terhadap Vce) terakhir . pada titik ini arus kolektor tidak bias bertambah lagi kalaupun arus basis terus naik. Titik ini di sebut titik kejenuhan atau titik jenuh (saturation Point). Kalau arus basis lebih besar dari pada yang diperlukan untuk mencapai titik jenuh atau saturasi, dikatakan transistor dalam keadaan Over saturation atau saturasi berlebihan. Dalam keadaan itu  voltase kolektor-emitor kecil (=0,2-0,3) . itu berarti dalam situasi ini transistor merupakan (sedikitnya mendekati) sakelar tertutup
Kalau Transistor dipakai hanya pada dua titik tersebut (titik putus dan saturasi/saturasi berlebihan) berarti transistor dipakai sebagai saklar .
Daya uang diserap oleh transistor pada dua titik kecil ini (bahkan nol pada titik putus ) , tetapi dalam keadaan aktif  daya yang diserap transistor lebih besar. Sebab itu dalam banyak pemakaian yang mana arus besar , harus di usahakan supaya daerah aktif dilewati dalam Waktu yang singkat  supaya Transistor tidak menjadi terlalu panas, Agar transistor dalam keadaan saturasi/over saturasi ,arus basis harus minimal sebesar arus kolektor maksimal dibagi dengan penguatan arus hfe dari transistor
IB>= Ic maks / hfe
Arus kolektor maksimal terdapat dari voltase supply dibagi dengan resistivitas dari resistor kolektor, berarti arus kolektor maksimal adalah arus yang paling besar yang bisa mengalir ketika voltase kolektor-emitor nol.
Icmaks = Vb/Rcs
                Untuk dapat lebih memahami fungsi Transistor sebagai Saklar dapat kita perkatikan simulasi yang telah saya buat berikut ini


Rakngkaian switching transistor   (keadaan Off)
ANALISIS RANGKAIAN :
#  Rangkaian diatas adalah salah satu rangkaian switching transistor dimana  saya menggunakan 4 buah LED  pada rangkaian tersebut sebagai indikator rankaian switching  berhasil atau tidak , satu Led di tempatkan pada sisi  kolektor Transitor dan 3 led dirangkai secara parallel terpasang pada sisi emitor trsnsistor .  
# pada Rangkaian ini saya beri rangkaian sumber (Vcc) sebesar 15 Volt  yang mengalir melewati kolektor , dan sebesar  5 volt  yang mengalir melewati bagian basis transistor.
#Kondisi Rangkaian ini  rangkaian dalam keadaan saklar terbuka  atau cut-off condition  
# Hal ini sebab tidak adanya arus yang mengalir melewati basis transistor oleh karena saklar Sumber basis terbuka . JIka tidak ada arus yang melewati basis transistor maka Arus dari kolektor tidak akan melewati emitor transistor dan menuju ke ground.
#Analisis tegangan dengan menggunakan Multimeter menunjukan jumlah tegangan yang ada pada seluruh LED adalah sebesar satuan mV , ini adalah tegangan yang sangat kecil
#akibatnya LED sebagai Indikator tidak mendapatkan arus dan tegangan yang cukup untuk dapat menyala.

Rakngkaian switching transistor   (keadaan On)
ANALISIS RANGKAIAN :
# pada kondisi saat pada gambar diatas, Saklar yang menghubungkan  basis transistor dan sumber arus dalam kondisi tertutup sehingga menyebabkan  adanya arus dan tegangan sebesar 5 volt yang mengalir melewati basis transistor .
#pada saat ada arus yang cukup melewati basis , sehingga “memicu” arus pada kolektor  untuk dapat  melewati sisi emitor dari transitor dan menuju ground.
# Pada kondisi ini.  Satu led pada sisi kolektor  mendapatkan arus yang mengalir padanya dengan besar tegangan jepit   sebesar 2.415 volt . tegangan ini cukup untuk menyalakan LED sepeti yang terlihat pada gambar diatas
# Selain itu 3 LED lain yang saya rangkai secara seri pada sisi emitor juga telah menyala pada Kondisi ini. Dengan tegangan  jepit sebesar 2,972 volt pada masing-masing LED.
# kondisi rangkaian transistor seperti ini di sebut juga kondisi saturasi pada resistor atau saklar tertutup. Sehingga arus dari sumber tegangan  dapat mengalir ke ground dan menyalakan Lampu yang ada Pada Rangkaian.